Sunday, January 10, 2010

Pelatuk Klep Modern Vs Konvensional


Sudah banyak teknologi yang dibuat pabrikan motor untuk efisiensi gesekan. Salah satunya, rocker-arm atau yang lebih familiar disebut pelatuk klep. Tiga model penggerak untuk menaik-turunkan batang klep ditawarkan yaitu Model konvensional, roll rocker-arm dan sim. Masing-masing memiliki kelebihan diaplikasi pada setiap modelnya.
Model konvensional umum diaplikasi di motor massal. Lalu, pengembangan mulai berlanjut ke arah pelatuk model roll rocker-arm atau disebut sistem roller. Contoh diaplikasi di Honda Karisma. Lalu, adalagi tipe sim klep. Model ini diaplikasi di Honda CBR150 atau Suzuki Satria F-150 atau Kawasaki Ninja 250.
Seperti disebut di atas, pastinya ada kelebihan yang dibawa setiap teknologi terbaru atau setiap inovasi.

Untung-Rugi Model
1.       Model Konvensional
-          Berbentuk seperti sepatu.
-          Ketika kem menekan pelatuk, daya gesek yang dialami cukup besar, apalagi ketika kem sudah mengalami modifikasi di bubungan (camlobe). Hasilnya kem tidak rata, dengan model roller bisa diatasi.
-          Biasanya diaplikasi di motor bertipe mesin SOHC (Single Overhead Chamshaft) atau mesin dengan nokes as tunggal.

2.       Model Roll Rocker-arm
-          Model roller punya part penekan kem berdimensi bola bearing.
-          Ketika noken-as berputar menekan pelatuk, friksi yang dialami noken-as dan pelatuk jadi minim.
-          Pelatuk juga lebih ringan dan mudah digerakan.
-          Pelatuk roller lebih bersifat mampu mengurangi panas di kepala silinder sehingga mesin nggak gampang overheat. Juga tidak perlu khawatir kalau oli mesin di kepala silinder berkurang, karena panas dan friksinya nggak seperti pelatuk biasa.
-          biasanya diaplikasi di motor bertipe mesin SOHC

3.       Model shim
-          Pada model ini tidak menggunakan baut dan mur penyetel batang klep.
-          Model shim bentuk part tidak lagi seperti pelatuk, melainkan seperti pil obat (bulat) yang dilindungi topi sim. Sim ini ada di ujung batang klep di tengah per klep. Nantinya, bakal menekan batang klep begitu topi klep ditekan noken-as. Untuk mengatur celah klep, biasanya dengan mengganti sim ini pakai ukuran beda. Kalau mau lebih rapat pakai sim yang tebal.
-          Hasilnya friksi dan panas menjadi minim dan kinerjanya juga lebih stabil.
-          Banyak diaplikasi di motor kapasitas besar atau tipe mesin DOHC (Double Overhead Chamshaft) atau mesin dengan nokes as ganda.
 Model roller, efisien BBM dan panas mesin

SETELAN KERENGGANGAN

Bicara kerenggangan klep, umumnya pelatuk klep model roller dan sim bisa lebih rapat ketimbang konvensional. Tapi, seberapa besar kerenggangannya tergantung dari spek mesin.
Oh ya! Sekadar masukan! Ketika melakukan penyetelan klep, baiknya jangan terlalu rapat. Itu karena ketika mesin panas, baut dan mur penyetel bakal memuai. Karena pemuaian, jika terlalu rapat, maka baut itu bakal menekan lebih ke batang klep. Jika dibiarkan, akan berakibat kebocoran kompresi. Akhirnya selain kompresi, usia pakai komponen juga bakal berkurang dan boros BBM
 
Setelan klep jangan rapat

SISTEM KERJA PELATUK

Pelatuk klep bekerja setelah digerakkan oleh bubungan noken-as (camlobe). Ketika kem berputar, rocker-arm bakal mengikuti kinerjanya, naik-turun menekan batang klep. Itu artinya, klep bergerak tergantung dari putaran kem.


No comments:

Post a Comment